Catatan perjalanan: Wina, Feb 2014

Abdul Rachman
Peneliti Sains Antariksa LAPAN

Sebentar lagi Subkomite Ilmiah dan Teknik (Scientific and Technical Subcommittee, STSC) PBB kembali akan bersidang.  Ini adalah Sidang yang ke-53 yang akan digelar pada 15-26 Februari nanti di Wina, Austria. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Pusat Sains Antariksa LAPAN kembali akan mengirimkan wakilnya sebagai anggota delegasi RI. Saya sendiri telah dua kali mendapat tugas ini pada sidang ke-49 (tahun 2012) dan sidang ke-51 (tahun 2014).

Pada tulisan ini, saya ingin berbagi catatan perjalanan dalam rangka mengikuti sidang STSC ke-51 dua tahun lalu. Ya, memang sudah telah lewat dua tahun tapi semoga saja masih ada manfaatnya. Adapun catatan tentang jalannya sidang (khususnya materi-materi yang disampaikan oleh para presenter) bisa dibaca pada tulisan saya yang lain. O iya, bagi yang belum tahu, STSC adalah salah satu subkomite di bawah Komite tentang Penggunaan Antariksa untuk Tujuan Damai (UNCOPUOS) selain subkomite hukum (Legal Subcommittee). Baca lebih lanjut

Catatan perjalanan: Wina, Feb 2012

Abdul Rachman
Peneliti Matahari dan Antariksa LAPAN

Pengalamanku seminggu di Wina Austria sejak 6 hingga 11 Februari 2012 cukup berkesan. Meski cuaca yang sangat dingin menjadi kendala untuk melihat-lihat keindahan kota di sela-sela jadwal kegiatan yang padat (termasuk mengunjungi Istana Belvedere yang tampak di samping ini).

Tulisan ini kumaksudkan sebagai catatan kecil tentang perjalananku ke kota yang dikatakan sangat indah ini (saya kira khususnya di musim panas). Semoga ada manfaatnya bagi teman-teman yang berencana akan ke Wina minimal menambah wawasan kita.

Baca lebih lanjut

Persaudaraan Islam

Abdul Rachman
Peneliti Matahari dan Antariksa LAPAN

Satoshi Kanazawa seorang evolutionary psychologist pernah membuat tulisan berjudul What’s Wrong with Muslims? di website Psychology Today yang dipublikasikan pada 10 Januari 2010. Dalam tulisannya ia berkata, “Being a Muslim in today’s world is unlike being anything else.  It’s an all-encompassing, all-consuming identity.”

Mengapa demikian?

Baca lebih lanjut